BEBERAPA CONTOH FRAUD PERUSAHAAN

BEBERAPA CONTOH FRAUD PERUSAHAAN

1. AMBRUKNYA BEBERAPA PERUSAHAAN BESAR DI AMERIKA

Jatuhnya Enron adalah yang pertama dari sekian banyak skandal yang menimpa perusahaan yang dipublikasikan dan menjadi perhatian Kongres untuk memberlakukan undang-undang yang akan menghentikan kejadian kecurangan korporasi (corporate fraud). Kasus demi kasus diikuti dan dipelajari. Para penyidik Kongres menginvestigasi perusahaan bioteknologi ImClone Systems karena kegagalannya tidak memberitahu para investor bahwa salah satu obat belum disetujui oleh Food and Drug Administration (semacam Balai Penelitian Obat dan Makanan di Amerika Serikat). Adelphia mengungkapkan adanya pemberian pinjaman yang dirahasiakan sejumlah milyaran dollar kepada para CEO dan keluarganya. Arthur Andersen didakwa dan dihukum atas tuduhan menghambat penegakan hukum dalam investigasi atas kasus Enron. Dalam bulan Mei 2005, Mahkamah Agung turun tangan  dalam suatu kasus yang akhirnya Merill Lynch sepakat untuk membayar denda sebesar $100 juta untuk penyelesaian tuntutan bahwa hasil penelitian saham telah menyesatkan para investor. Kejadian-kejadian yang terungkap ini dan kejadian lainnya telah memaksa Kongres untuk mengambil langkah baru dalam reformasi korporat. Banyak kesamaan dari pembelajaran yang dapat diambil dari jatuhnya perusahaan-perusahaan besar.

(Disadur dari Executive Roadmap to Fraud Prevention and Internal Control, Creating a Culture of Compliance, Martin T. Biegelman, Joel T. Bartow)

2. WorldCom

WorldCom pada saat itu merupakan perusahaan telekomunikasi jarak-jauh terbesar kedua. Perusahaan yang menjadi ‘kesayangan’ Wall Street karena tidak ada keluhan dan kecurangan di tingkat tertinggi kepemimpinan, ternyata belakangan mantan CEO Bernard Ebbers dinyatakan bersalah setelah sidang pada Maret 2005. Mantan CFO Scott Sullivan mengaku bersalah, begitu pula beberapa eksekutif lainnya. Kejatuhan ini dimulai pada bulan Maret 2002, ketika saat itu Wakil Presiden Audit Internal, Cynthia Cooper, mendatangi Sullivan menyampaikan keprihatinan tentang keadaan akuntansi perusahaan. Nalurinya mengatakan ada masalah besar pada perusahaan ini dan dia terus menggalinya. Ebbers mengundurkan diri pada bulan April 2002 pada saat pinjaman pribadinya sebesar $408 juta dipermasalahkan. Akhirnya terungkap sebuah kecurangan yang semula bernilai  $ 7.2 milyar menjadi $ 107 milyar, pengajuan kebangkrutan terbesar dalam sejarah perusahaan.

Pada akhir Mei 2002, Cooper dan stafnya menemukan $ 500 juta penyimpangan dalam biaya komputer. Arthur Anderson, auditor WorldCom menolak beberapa pertanyaan Cooper tentang audit. Pada tanggal 20 Juni 2002, Cooper mengatakan kepada Komite Audit WorldCom bahwa perusahaan itu melakukan pemalsuan akuntansi. Komite Audit dan Direksi bertindak cepat. Beberapa hari kemudian Sullivan dipecat, dan WorldCom mengakui menyembunyikan $ 3.85 miliar pada biaya, sehingga memungkinkannya untuk mengakui laba pada tahun 2001 bukannya kerugian. Pada tahun 1998, majalah CFO mencatat Sullivan sebagai salah satu CFO terbaik. Majalah CFO tidak mengetahui bahwa Sullivan telah memerintahkan orang-orangnya untuk merekayasa pembukuan. WorldCom menyembunyikan pengeluaran miliaran dolar dengan membukukannya ke dalam rekening belanja modal. Cooper mengekspos skandal besar ini sehingga ia menjadi whistle blower terkenal, dicatat dalam majalah Time sebagai Persons of the Year untuk tahun 2002.

(Disadur dari Executive Roadmap to Fraud Prevention and Internal Control, Creating a Culture of Compliance, Martin T. Biegelman, Joel T. Bartow)

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1
×
Hallo, apakah yang bisa kami bantu? (Hello, can we help you?)